1.
Pengantar
Dharmasraya
adalah Kabupaten baru pemekaran dari kabupaten Sijunjung yang ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2003 bersamaan dengan
pemekaran kabupaten Solok Selatan dan Pasaman Barat yang diresmikan pada
tanggal 7 Januari 2004 maka setiap tanggal 7 januari diperingati sebagai hari
jadi kabupaten ini.. Kabupaten Dharmasraya yang sering dikenal dengan nama
ranah cati nan tigo mempunyai beberapa keunggulan dan kelebihan dibanding
dengan kabupaten pemekaran lainnya. Dilihat dari letak geografis Kabupaten Dharmasraya
terletak di antara 0o47' - 03o42' LS - 101o09' - 101o54' BT, luas wilayahnya
adalah 2.961,13 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Bungo dan tebo, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Solok dan Solok Selatan, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung, Kabupaten Kuantan Singingi, dan di sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dengan letak ibukota di Pulau
Punjung.
Kabupaten Dharmasraya
mempunyai letak yang sangat strategis dengan dilewatinya jalan lintas sumatera sepanjang
81 Km. Melihat kondisi letak yang sangat strategis tersebut Kabupaten
Dharmasraya sangatlah dikenal oleh masyarakat secara luas khususnya bagi orang
yang melaksanakan perjalanan darat antar
pulau khususnya lintas jawa sumatera.
Pada awal
berdirinya Kabupaten Dharmasraya terbagi dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan
Pulau Punjung, Kecamatan Sitiung, Kecamatan Koto Baru dan Kecamatan Sungai
Rumbai, seiring dengan tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat Kecamatan
yang ada mengalami pemekaran menjadi 11 yaitu Kecamatan IX Koto, Timpeh,
Tiumang, Koto Salak, Koto Besar, Padang Laweh dan Asam Jujuhan.
2.
Mengenal lebih dekat Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten muda
ini mempunyai struktur penduduk yang sangat heterogen dengan suku bangsa yang
beraneka ragam antara lain suku minang kabau, jawa, sunda, batak dan sebagian
kecil dari suku lain-lainnya. Wilayah ranah cati nan tigo ini sebagian adalah
digunakan sebagai lahan untuk transmigrasi maka tidak mustahil lagi kalau
sebagian besar wilayah Dharmasraya adalah pertanian dan perkebunan. Pertanian
di Kabupaten Dharmasraya sangat maju dengan ditopang irigasi melalui bendungan
batu bakawik, Sedangkan untuk perkebunan sebagian besar masyarakat memanfaatkan
lahan untuk perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao. Hasil alam juga dimiliki
kabupaten muda ini antara lain batu bara, emas, biji besi dan lain-lainnya
namun banyak yang belum terolah dengan baik. Tingkat pendapatan masyarakat
Dharmasraya cukup maju bahkan kabupaten muda ini dijuluki oleh kabupaten lain
sebagai nagari petro dolar.
3.
Kekayaan Obyek Wisata Kabupaten Dharmasraya
Obyek wisata
dewasa ini sedang digalakkan oleh daerah-daerah lain sebagai upaya untuk
meningkatkan pendapatan daerah sekaligus untuk memperkenalkan diri ke
daerah-daerah lain bahkan ke Negara-negara lain.
Kabupaten
Dharmasraya mempunyai cukup obyek wisata yang sebenarnya apabila dikelola
dengan baik akan dapat meningkatkan income untuk daerah maupun masyarakat.
Obyek wisata yang dimiliki oleh kabupaten Dharmasraya antara lain :
a.
Bendungan Batu Bakawik.
Bendungan Batu
Bakawik mungkin satu-satunya bendungan yang dimiliki oleh Propinsi Sumatera
Barat dan terletak di Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya. Bendungan ini
sangat menopang sebagian petani di Kabupaten Dharmasraya dalam upaya mewujudkan
swasembada beras. Dengan bendungan inilah aliran air sungai batang hari
dialirkan ke persawahan di seluruh kabupaten Dharmasraya. Namun bendungan ini
belum dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata dengan pengelolaan yang baik dan
representative sehingga pemerintah belum mampu mendapatkan income tambahan dari
batu bakawik dari sektor pariwisata.
Sampai sejauh ini
baru sekedar kabar burung saja, kalau di bendungan ini akan dijadikan sebagai
pembangkit listerik bertenaga air (PLTA). Kita selaku warga kabupaten
Dharmasraya tentunya sangat menanti-nanti kalau Bendungan Batu Bakawik dapat
dipergunakan sebagai Pembangkit listerik tenaga air.
b.
Air Terjun Timbulun
Obyek wisata
lain yang dimiliki oleh Kabupaten Dharmasraya antara lain adalah obyek wisata
air terjun Timbulun yang terletak di kenagarian IV Koto Kecamatan Pulau
Punjung. Obyek wisata ini juga belum tersentuh oleh tangan-tangan artistic
sehingga sampai saat ini obtek wisata ini dikelola secara tradisional
.
c.
Candi Padang Roco
Diseberang sungai batang hari ini kita akan memasuki
Jorong Sungai Langsat dimana komplek Candi Padang Roco. Di Jorong yang dihuni
oleh 134 KK ini ternyata ada cerita indah tentang tinggalan purbakala dan
masa-masa kerajaan melayu Suwarna Bhumi sekitar abad XII sampai abad XIV
M.
Secara adminstratif, situs candi padang roco terletak
di Jorong Sungai Langsat/Lansek Kenagarian Siguntur kecamatan Sitiung Kabupaten
Dharmasraya. Secara geografis situs ini terletak pada sebuah dataran pada
ketinggian sekitar 160 Meter dari permukaan laut dan terletak pada posisi 700
LS dan 109o44’BT.
Akses untuk sampai ke lokasi candi Padang roco ini
dapat ditempuh melalui menyeberangi sungai batang hari melalui ponton(alat
penyeberangan) atau melalui jalan darat melewati taratak jl. Kampung surau
Pulau Punjung namun jalan ini belum sempurna pembangunannanya sehingga masih
medan ke arah candi cukup sulit untuk ditempuh dengan kendaraan roda empat.
d.
Kerajaan Siguntur
Kerajaan Siguntur atau dharmasraya yang terletak di
Siguntur kecamatan Sitiung ini diperkiraan berdiri pada 11 M yang lampau.
Dharmasraya yang kini menjadi kabupaten ternyata dulunya nama kerajaan yang berkembang
di abad ke-11. Kerajaan ini berpusat di Siguntur, daerah tepian Sungai
Batanghari yang merupakan babak penting perkembangan kerajaan Pagaruyung.
Bahkan hingga kini raja-raja di Dharmasraya masih menggunakan gelar kerajaan
dan memegang tradisi leluhurnya.Peninggalan peradaban Hindu-Budha di kawasan
Siguntur dan juga peninggalan kebudayaan Islam yang sampai sekarang masih
memiliki raja-raja dengan tugas dan wilayah tersendiri, sesuai aturan turun
temurun. Menurut, ahli waris Kerajaan Dharmasraya Putri Marhasnida, di
Dharmasraya terdapat lima raja yang masih memegang gelar kerajaannya dan
masing-masing raja memegang peranan dalam melaksanakan tugas.
Di antara raja-raja yang pernah berkuasa yakni Raja
Alam, berkuasa di Kerajaan Siguntur dengan gelar Tuanku Bagindo Ratu, Raja Adat
di Kerajaan Sitiung dengan gelar Tuanku Rajo Hitam, Rajo Ibadat di Kerajaan
Padang Laweh bergelar Tuanku Bagindo Muhammad, Raja Cermin Taruih di Kerajaan
Pulau Punjung gelar Tuanku Sati. Sedangkan di Koto Besar bergelar Sri Sultan
Rajo Maharajo.
e.
Masjid Tuo
Keberadaan masjid tuo tidak dapat terlepas dari keberadaan kerajaan
siguntur karena apabila kita lihat lokasi masjid tuo berdampingan dengan
makam-makan raja dan juga dengan kerajaan siguntur. Memang masjid ini merupakan
saksi sejarah dan juga peninggalan bagi kabupaten Dharmasraya. Namun sayang
masjid dan juga obyek situs bersejarah ini tidak pernah tersentuh oleh
pemerintah untuk peningkatan dan pengembangan sebagai obyek wisata baik lokal
maupun wisatawan asing.
f.
Bendungan Batang Mimpi
Bendungan
Batang Mimpi awalnya merupakan saluran irigasi bagi masyarakat di Dharmasraya.
terletak di Kanagarian Sungai Dareh, bendungan
ini merupakan peninggalan dari penjajahan belanda, yang di bangun tahun 1819,
kawasan ini dulunya merupakan tempat pertemuan jodoh pemuda pemudi, hingga saat
ini tempat ini menjadi objek tempat rekreasi yang ramai di kunjungi karean
disini pengunjung bisa memancing, berenang serata dapat menikmati suasana
hutang yang alami, dibendungan ini kelak akan dilengkapi dengan fasilitas
wisata tirta seperti sepeda air, motor wisata dll.
4.
Pengembangan Obyek Wisata Di Dharmasraya
Berdasarkan Undang-undang kepariwisataan nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan maka di Dharmasraya sudah sepantasnya mulai
dikelola sebagaimana tertuang dalam pasal 6 yang berbunyi Pembangunan
kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam,
serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Sebagai skala prioritas yang dapat menjadi ciri khas maupun sebagai ikon
kabupaten Dharmasraya menurut penulis adalah obyek wisata yang sekligus situs
bersejarah yaitu Kerajaan siguntur dan Candi Padang Roco. Kenapa 3 obyek wisata
ini yang menjadi skala priritas karena kerajaan Siguntur, Masjid Tuo ini Candi
Padang Roco ini mempunyai keunikan tersendiri.
Kerajaan Siguntur dan Masjid Tuo adalah obyek yang bernilai sejarah sangat
tingggi tentang peradapan kebudayaan minang kabau. Sedangkan Padang candi Roco
adalah obyek yang unik dan menarik untuk dipelajari oleh para arkeolog.
Langkah-langkah untuk pengembangan menuru penulis :
a.
Pembenahan
dan relokasi kerajaan siguntur dan Masjid Tuo
Relokasi ini memang cukup sulit untuk dilaksanakan namun bukan suatu
kemustahilan untuk dilaksanakan dengan mempercantik dan membuat nyaman
wisatawan dengan kelengkapan fasilitas dan sovenir-sovenir ciri khas
Dharmasraya.
b.
Sungai Batang
Hari
Sungai Batang hari merupakan salah satunya sungai terpanjang diindonesia.
Maka sudah sepantasnya kalau sungai ini diperbaiki dan di jaga kelestariannya.
Yang sangat unik dibawah masjid tuo ini aliran sungai batang hari ini yang
sering dimanfaatkan untuk mandi warga Siguntur ini mempunyai dua arus sungai
yang berlawanan. Konon menurut cerita warga siguntur waktu akses perdagangan
melalui jalur sungai batang hari maka apabila warga yang memakai sampan ingin
melaksanakan perjalan ke atas tinggal membelokkan sampan maka sampan itu akan berjalan
sendiri begitu sebaliknya kalau ingin kebawah begitu juga.
Melihat kondisi tersebut maka sudah sepantasnya kalau di sungai batang hari
ini dibuat wisata air dikembangkan di bawah lokasi masjid tuo Siguntur.
Keuntungan apabila obyek ini dikembangkan antara lain :
1.
Pendapatan
warga akan meningkat dengan penyewaan kapal.
2.
Pendapatan
warga akan meningkat dengan menjulan makanan/ minuman serta souvenir.
3.
Pemerintah
dapat memberdayakan BPBD dengan menempatkan Tim SAR di obyek tersebut.
c.
Candi Padang
Roco
Candi ini merupakan situs bersejarah yang sangat tinggi nilainya namun
belum dikelola dengan baik, maka sebaiknya dilaksanakan langkah-langkah
menambah areal lokasi candi untuk pengembangan baik sarana pertamanan, arena
bermain anak atau bahkan kebun binatang. Apabila dikembangkan keuntungan yang
akan didapat antara lain :
1.
Pendapatan
warga meningkat dengan menjual makanan/ minuman serta souvenir.
2.
Di sungai
lansek Siluluk banyak perkebunan jeruk/ limau maka dapat dikembangkan wisata
agro, terlebih lagi apabila musim durian, sungai lansek adalah penyuplai buah
durian terbesar di Kabupaten Dharmasraya dengan rasa yang paling lezat.
5.
Penutup
Sekilas dapat kita gambarkan pengelolaan wisata di Kabupaten Dharmasraya
yang dapat dikembangkan untuk dapat meningkatkan pendapatan kabupaten
Dharmasraya pada sektor Pariwisata. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan akhir kata We Love Dharmasraya.