KANTOR KEMENAG DHARMASRAYA MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1440 H "

Senin, 01 September 2014

Menggali Potensi Wisata Dharmasraya

1.       Pengantar
 
Dharmasraya adalah Kabupaten baru pemekaran dari kabupaten Sijunjung yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2003 bersamaan dengan pemekaran kabupaten Solok Selatan dan Pasaman Barat yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 maka setiap tanggal 7 januari diperingati sebagai hari jadi kabupaten ini.. Kabupaten Dharmasraya yang sering dikenal dengan nama ranah cati nan tigo mempunyai beberapa keunggulan dan kelebihan dibanding dengan kabupaten pemekaran lainnya. Dilihat dari letak geografis Kabupaten Dharmasraya terletak di antara 0o47' - 03o42' LS - 101o09' - 101o54' BT, luas wilayahnya adalah 2.961,13 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan tebo, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Solok Selatan, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Kabupaten Kuantan Singingi, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dengan letak ibukota di Pulau Punjung.
Kabupaten Dharmasraya mempunyai letak yang sangat strategis dengan dilewatinya jalan lintas sumatera sepanjang 81 Km. Melihat kondisi letak yang sangat strategis tersebut Kabupaten Dharmasraya sangatlah dikenal oleh masyarakat secara luas khususnya bagi orang yang melaksanakan perjalanan darat  antar pulau khususnya lintas jawa sumatera.
Pada awal berdirinya Kabupaten Dharmasraya terbagi dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Pulau Punjung, Kecamatan Sitiung, Kecamatan Koto Baru dan Kecamatan Sungai Rumbai, seiring dengan tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat Kecamatan yang ada mengalami pemekaran menjadi 11 yaitu Kecamatan IX Koto, Timpeh, Tiumang, Koto Salak, Koto Besar, Padang Laweh dan Asam Jujuhan.

2.       Mengenal lebih dekat Kabupaten Dharmasraya

Kabupaten muda ini mempunyai struktur penduduk yang sangat heterogen dengan suku bangsa yang beraneka ragam antara lain suku minang kabau, jawa, sunda, batak dan sebagian kecil dari suku lain-lainnya. Wilayah ranah cati nan tigo ini sebagian adalah digunakan sebagai lahan untuk transmigrasi maka tidak mustahil lagi kalau sebagian besar wilayah Dharmasraya adalah pertanian dan perkebunan. Pertanian di Kabupaten Dharmasraya sangat maju dengan ditopang irigasi melalui bendungan batu bakawik, Sedangkan untuk perkebunan sebagian besar masyarakat memanfaatkan lahan untuk perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao. Hasil alam juga dimiliki kabupaten muda ini antara lain batu bara, emas, biji besi dan lain-lainnya namun banyak yang belum terolah dengan baik. Tingkat pendapatan masyarakat Dharmasraya cukup maju bahkan kabupaten muda ini dijuluki oleh kabupaten lain sebagai nagari petro dolar.

3.       Kekayaan Obyek Wisata Kabupaten Dharmasraya
Obyek wisata dewasa ini sedang digalakkan oleh daerah-daerah lain sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus untuk memperkenalkan diri ke daerah-daerah lain bahkan ke Negara-negara lain.
Kabupaten Dharmasraya mempunyai cukup obyek wisata yang sebenarnya apabila dikelola dengan baik akan dapat meningkatkan income untuk daerah maupun masyarakat. Obyek wisata yang dimiliki oleh kabupaten Dharmasraya antara lain :

a.       Bendungan Batu Bakawik.
Bendungan Batu Bakawik mungkin satu-satunya bendungan yang dimiliki oleh Propinsi Sumatera Barat dan terletak di Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya. Bendungan ini sangat menopang sebagian petani di Kabupaten Dharmasraya dalam upaya mewujudkan swasembada beras. Dengan bendungan inilah aliran air sungai batang hari dialirkan ke persawahan di seluruh kabupaten Dharmasraya. Namun bendungan ini belum dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata dengan pengelolaan yang baik dan representative sehingga pemerintah belum mampu mendapatkan income tambahan dari batu bakawik dari sektor pariwisata.
Sampai sejauh ini baru sekedar kabar burung saja, kalau di bendungan ini akan dijadikan sebagai pembangkit listerik bertenaga air (PLTA). Kita selaku warga kabupaten Dharmasraya tentunya sangat menanti-nanti kalau Bendungan Batu Bakawik dapat dipergunakan sebagai Pembangkit listerik tenaga air.

b.       Air Terjun Timbulun
Obyek wisata lain yang dimiliki oleh Kabupaten Dharmasraya antara lain adalah obyek wisata air terjun Timbulun yang terletak di kenagarian IV Koto Kecamatan Pulau Punjung. Obyek wisata ini juga belum tersentuh oleh tangan-tangan artistic sehingga sampai saat ini obtek wisata ini dikelola secara tradisional
.
c.       Candi Padang Roco
Diseberang sungai batang hari ini kita akan memasuki Jorong Sungai Langsat dimana komplek Candi Padang Roco. Di Jorong yang dihuni oleh 134 KK ini ternyata ada cerita indah tentang tinggalan purbakala dan masa-masa kerajaan melayu Suwarna Bhumi sekitar abad XII sampai abad XIV M.
Secara adminstratif, situs candi padang roco terletak di Jorong Sungai Langsat/Lansek Kenagarian Siguntur kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Secara geografis situs ini terletak pada sebuah dataran pada ketinggian sekitar 160 Meter dari permukaan laut dan terletak pada posisi 700 LS dan 109o44BT.
Akses untuk sampai ke lokasi candi Padang roco ini dapat ditempuh melalui menyeberangi sungai batang hari melalui ponton(alat penyeberangan) atau melalui jalan darat melewati taratak jl. Kampung surau Pulau Punjung namun jalan ini belum sempurna pembangunannanya sehingga masih medan ke arah candi cukup sulit untuk ditempuh dengan kendaraan roda empat.

d.       Kerajaan Siguntur
Kerajaan Siguntur atau dharmasraya yang terletak di Siguntur kecamatan Sitiung ini diperkiraan berdiri pada 11 M yang lampau. Dharmasraya yang kini menjadi kabupaten ternyata dulunya nama kerajaan yang berkembang di abad ke-11. Kerajaan ini berpusat di Siguntur, daerah tepian Sungai Batanghari yang merupakan babak penting perkembangan kerajaan Pagaruyung. Bahkan hingga kini raja-raja di Dharmasraya masih menggunakan gelar kerajaan dan memegang tradisi leluhurnya.Peninggalan peradaban Hindu-Budha di kawasan Siguntur dan juga peninggalan kebudayaan Islam yang sampai sekarang masih memiliki raja-raja dengan tugas dan wilayah tersendiri, sesuai aturan turun temurun. Menurut, ahli waris Kerajaan Dharmasraya Putri Marhasnida, di Dharmasraya terdapat lima raja yang masih memegang gelar kerajaannya dan masing-masing raja memegang peranan dalam melaksanakan tugas.
Di antara raja-raja yang pernah berkuasa yakni Raja Alam, berkuasa di Kerajaan Siguntur dengan gelar Tuanku Bagindo Ratu, Raja Adat di Kerajaan Sitiung dengan gelar Tuanku Rajo Hitam, Rajo Ibadat di Kerajaan Padang Laweh bergelar Tuanku Bagindo Muhammad, Raja Cermin Taruih di Kerajaan Pulau Punjung gelar Tuanku Sati. Sedangkan di Koto Besar bergelar Sri Sultan Rajo Maharajo.
e.       Masjid Tuo
Keberadaan masjid tuo tidak dapat terlepas dari keberadaan kerajaan siguntur karena apabila kita lihat lokasi masjid tuo berdampingan dengan makam-makan raja dan juga dengan kerajaan siguntur. Memang masjid ini merupakan saksi sejarah dan juga peninggalan bagi kabupaten Dharmasraya. Namun sayang masjid dan juga obyek situs bersejarah ini tidak pernah tersentuh oleh pemerintah untuk peningkatan dan pengembangan sebagai obyek wisata baik lokal maupun wisatawan asing.

f.        Bendungan Batang Mimpi
Bendungan Batang Mimpi awalnya merupakan saluran irigasi bagi masyarakat di Dharmasraya. terletak di Kanagarian Sungai Dareh, bendungan ini merupakan peninggalan dari penjajahan belanda, yang di bangun tahun 1819, kawasan ini dulunya merupakan tempat pertemuan jodoh pemuda pemudi, hingga saat ini tempat ini menjadi objek tempat rekreasi yang ramai di kunjungi karean disini pengunjung bisa memancing, berenang serata dapat menikmati suasana hutang yang alami, dibendungan ini kelak akan dilengkapi dengan fasilitas wisata tirta seperti sepeda air, motor wisata dll.
4.       Pengembangan Obyek Wisata Di Dharmasraya
Berdasarkan Undang-undang kepariwisataan nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan maka di Dharmasraya sudah sepantasnya mulai dikelola sebagaimana tertuang dalam pasal 6 yang berbunyi Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Sebagai skala prioritas yang dapat menjadi ciri khas maupun sebagai ikon kabupaten Dharmasraya menurut penulis adalah obyek wisata yang sekligus situs bersejarah yaitu Kerajaan siguntur dan Candi Padang Roco. Kenapa 3 obyek wisata ini yang menjadi skala priritas karena kerajaan Siguntur, Masjid Tuo ini Candi Padang Roco ini mempunyai keunikan tersendiri.
Kerajaan Siguntur dan Masjid Tuo adalah obyek yang bernilai sejarah sangat tingggi tentang peradapan kebudayaan minang kabau. Sedangkan Padang candi Roco adalah obyek yang unik dan menarik untuk dipelajari oleh para arkeolog. Langkah-langkah untuk pengembangan menuru penulis :
a.       Pembenahan dan relokasi kerajaan siguntur dan Masjid Tuo
Relokasi ini memang cukup sulit untuk dilaksanakan namun bukan suatu kemustahilan untuk dilaksanakan dengan mempercantik dan membuat nyaman wisatawan dengan kelengkapan fasilitas dan sovenir-sovenir ciri khas Dharmasraya.
b.       Sungai Batang Hari
Sungai Batang hari merupakan salah satunya sungai terpanjang diindonesia. Maka sudah sepantasnya kalau sungai ini diperbaiki dan di jaga kelestariannya. Yang sangat unik dibawah masjid tuo ini aliran sungai batang hari ini yang sering dimanfaatkan untuk mandi warga Siguntur ini mempunyai dua arus sungai yang berlawanan. Konon menurut cerita warga siguntur waktu akses perdagangan melalui jalur sungai batang hari maka apabila warga yang memakai sampan ingin melaksanakan perjalan ke atas tinggal membelokkan sampan maka sampan itu akan berjalan sendiri begitu sebaliknya kalau ingin kebawah begitu juga.
Melihat kondisi tersebut maka sudah sepantasnya kalau di sungai batang hari ini dibuat wisata air dikembangkan di bawah lokasi masjid tuo Siguntur. Keuntungan apabila obyek ini dikembangkan antara lain :
1.       Pendapatan warga akan meningkat dengan penyewaan kapal.
2.       Pendapatan warga akan meningkat dengan menjulan makanan/ minuman serta souvenir.
3.       Pemerintah dapat memberdayakan BPBD dengan menempatkan Tim SAR di obyek tersebut.
c.       Candi Padang Roco
Candi ini merupakan situs bersejarah yang sangat tinggi nilainya namun belum dikelola dengan baik, maka sebaiknya dilaksanakan langkah-langkah menambah areal lokasi candi untuk pengembangan baik sarana pertamanan, arena bermain anak atau bahkan kebun binatang. Apabila dikembangkan keuntungan yang akan didapat antara lain :
1.       Pendapatan warga meningkat dengan menjual makanan/ minuman serta souvenir.
2.       Di sungai lansek Siluluk banyak perkebunan jeruk/ limau maka dapat dikembangkan wisata agro, terlebih lagi apabila musim durian, sungai lansek adalah penyuplai buah durian terbesar di Kabupaten Dharmasraya dengan rasa yang paling lezat.

5.       Penutup
Sekilas dapat kita gambarkan pengelolaan wisata di Kabupaten Dharmasraya yang dapat dikembangkan untuk dapat meningkatkan pendapatan kabupaten Dharmasraya pada sektor Pariwisata. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akhir kata We Love Dharmasraya.