Dharmasraya, Pagi itu Jum’at Kepala Kantor Kementerian Agama kab.
Dharmasraya, selesai memimpin apel pagi, ditengah kabut dan gerimis sudah
meluncur menuju MTsN Koto Baru didampingi staf dan penulis untuk memenuhi
undangan Kepala MTsN dalam rangka meninjau Rumah Santri yang
telah dicanangkan.
Kedatangan Ka. Kankemenag
disambut Ka. Madrasah dan jajarannya serta Wali Nagari Koto Baru M. Taridi dan
Ketua Pemuda saudara Riko. Perjalanan berlanjut menuju Rumah Santri menemui
pemilik rumah dan berdialog dengan mereka. Dalam dialog tersebut Ka. Kankemenag
Drs. H. Ruhil Kudus, MM mengharapkan kepada pemilik rumah untuk menjaga dan
membimbing siswa/i madrasah ini terutama dalam hal akhlak dan ibadah karena
pendidikan itu bukan hanya sebatas di sekolah atau madrasah saja, namun
pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat juga memberi pengaruh terhadap
perkembangan seorang anak,untuk itu diharapakan rumah santri ini dapat menjadi
pendidikan berbasis masyarakat, sekaligus Drs. H. Ruhil Kudus, MM menitipkan mereka
kepada pemilik rumah. Berhubung siswa yang tinggal di rumah ini siswa madrasah
yang notabene-nya bila perempuan wajib memakai jilbab tentunya pemilik rumahpun
seyogyanya memakai jilbab karena akan di contoh oleh anak-anak kita sambung M.
Taridi Wali Nagari Koto Baru dengan dialek koto barunya.
Disela-sela kunjungan M. Taridi
menjelaskan bahwa program rumah santri ini berkorelasi dengan program nagari
bahwa dalam waktu dekat akan dirumuskan dan ditetapkan melalui Bamus, Nagari
Koto baru akan dicanangkan menjadi kampung santri mengingat begitu antusiasnya
animo masyarakat ketika program rumah santri ini disosialisasikan.
Ketika ditanya tanggapannnya
tentang rumah santri Drs. Sitar, M.MPd mengungkapkan, idealnya MTsN Koto Baru
sudah memiliki sebuah asrama karena sebahagian besar siswa/i nya berasal dari
luar koto baru, berhubung keterbatasan anggaran program rumah santri merupakan
solusi awal sebagai antisipasi siswa terlambat datang karena pulang bolak balik
ke tempat asalnya, dan juga untuk memudahkan pengawasan dan pembinaan. Sudah
diatur jadwal piket bagi guru untuk memantau dan membina para siswa di rumah
santri tandasnya. Ada 15 rumah yang sudah ditetapkan sebagai rumah santri di
huni 162 orang siswa . Memang belum semuanya bila dibanding total siswa sebanyak
500 orang, Drs. Sitar, M.M.Pd menambahkan.
Agenda berikutnya pembinaan guru
oleh Ka. Kankemenag. Dalam kesempatan tersebut kembali Drs. H. Ruhil Kudus, MM
menekankan 5 Budaya Kerja Kementerian Agama yang sudah diluncurkan oleh Menteri
Agama RI. Kegiatan ditutup dengan pembacaan dan penandatanganan fakta
integritas. ( Zulhendri)